Dunia Sastra dan Aku

Lima hari setelah ulangtahunku, aku membongkar seisi lemari lamaku yang berisi kumpulan buku usang dan berdebu dan membuatku bersin. Aku kadang heran dengan beberapa orang yang sangat menyukai bau buku-buku lama, ya mungkin bagi mereka bau-bau itu mengingatkan mereka pada kenangan, entah yang baik maupun yang buruk. Malam tadi aku menemukan kembali buku agenda lamaku, isinya sih, cuma coretan quote-quote dari novel yang telah kubaca, ataupun lirik lagu yang kusenangi saat itu. Aku punya kebiasaan menulis lirik lagu yang kusuka dalam suatu buku, kalau enggak salah, aku melakukannya sejak SMP. Buku itu menjadi temanku saat aku ingin menumpahkan semua kesalku, aku akan bernyanyi dengan suara keras sampai suaraku serak. Tapi walaupun banyak hafal beberapa lagu baik dalam bahasa Indonesia maupun bahasa Inggris, aku tetap tak mau menunjukkan kebolehanku dalam bernyanyi di depan banyak orang.

Soal quote, aku memang suka mengumpulkan beragam quote, baik dari buku, novel, moto orang-orang terkenal. Dan asal kamu tahu, hampir seluruh isi status sosial mediaku berisikan quote. Ada beberapa quote yang kubuat sendiri, waktu itu aku memang sedang senang menulis cerpen. Jadi jangan heran kalau aku bisa memposting quote beberapa kali dalam sehari, aku memang suka membaca buku apapun. Dulu aku berandai punya novel yang terbit, tapi sayang, aku enggak punya banyak ide di kepalaku, maksudku, aku mengalami kendala sulit mengembangkan suatu ide menjadi cerita yang penuh konflik dan penyelesaiannya.

Puisi Bahasa Inggris pertama yang kusuka adalah yang berjudul "Voice of The Rain" karya Walt Whitman. Kusuka sekali hal-hal yang berbau hujan, tentunya kalau kamu seorang pemula dalam dunia tulis menulis, kamu akan dibuat terpukau dengan banyaknya karya-karya penulis terkenal yang bertemakan hujan. Yang lalu membuatmu sok-sok-an suka hujan, padahal tidak terlalu menyukainya. Salah satu lagu bertema hujan yang cukup kusenangi berasal dari instrumen biola dari Yiruma, violis asal Korea, yang berjudul "Kiss The Rain". Lagu ini memang berhasil membuat semua orang ikut merasakan kemelowan dalam gesekan suara biolanya.

Dan senja. Apa yang kamu tahu tentang senja? Tentunya pemandangan langit oranye yang sangat memanjakan mata. Untuk kamu yang tinggal di dekat pantai atau pegunungan, tentu sudah sering sekali melihat sunset yang sangat indah. Aku juga suka senja. Aku hanya mampu menciptakan satu buah puisi soal senja, karena tidak terlalu mengetahui apa yang dikagumi dari senja, selain warna oranye dari matahari yang akan pulang. Kecuali kalau melihat fotonya, aku terpukau. Aku pernah menonton video tentang seorang ustadz dari Timur Tengah yang sedang meruqiah seseorang yang dirasuki iblis, iblis tersebut menyebutkan kalau mereka punya hari raya seperti umat beragama lainnya, Hari raya mereka dilaksanakan setiap hari di setiap senja. Aku tidak ingin membuatmu takut, tapi murni ingin membagi informasi pada kalian. Aku tidak bermaksud membuat kalian, para penulis dan pencinta fotografi menganggapku mengada-ada. Aku bahkan tidak tahu informasi itu benar atau tidak, terlepas aku telah menonton videonya.

Tapi sudah dijelaskan di dalam Qur'an, kita disuruh untuk tidak membiarkan anak-anak berkeluyuran di sore hari. Pintu rumah ditutup dan tidak boleh beraktivitas di luar rumah sampai Maghrib telah usai.

Aku memang masih menggeluti dunia sastra sampai sekarang dan masih berandai menjadi penulis terkenal, yang karyanya dipajang di rak-rak buku best seller. Tapi mimpi akan tetap jadi mimpi bila kita tak mempunyai usaha untuk mewujudkannya. Bahkan aku sangsi aku mampu membuat satu buah novel, karena saat ini, isi kepalaku sedang semrawut, macet layaknya jalanan ibukota dan penuh polusi dimana-mana, dan butuh waktu lama untuk melancarkan akses jalannya dan membuat udara kembali bersih.

Walau begitu, aku masih suka membaca, khususnya novel. Dulu aku bisa membaca buku apa saja, biografi, filsafat, buku pelajaran, koran, majalah, dan lain-lain. Tapi untuk sekarang, aku hanya butuh novel, untuk memberiku peringatan kalau bisa saja adegan-adegan ajaib di novel itu bisa mampir di hidupku yang muram. Aku harap aku bisa segera kembali menjadi diriku lagi, karena aku masih punya keinginan kuat untuk berdiri tegak mendongakkan kepala di dunia sastra. Aku tidak iri dengan penulis terkenal lainnya, tapi aku cukup iri dengan beberapa teman yang masih pemula, namun sudah menunjukkan semangat tak pantang menyerahnya dalam mencipta karya. I hope I can back home.

Gunung Megang, 12 Juni 2018

Comments

Popular Posts