Wanita Yang Kesepian
Wanita itu masih menggurat-gurat kulit kayu itu dengan mata pisaunya yang telah tumpul. Semenjak mentari mulai bersinar sampai teriknya tlah mencapai titik maksimum. Orang-orang menjulukinya wanita gila yang berkhayal kalau anaknya dibunuh padahal dia tak pernah menikah apalagi punya anak. Ada yang mengatakan kalau dulu dia adalah mantan TKW yang diperkosa oleh majikannya dan dipulangkan secara tidak hormat ke indonesia. Bukan ke kampung halamannya tapi ia diusir. Orang-orang kampungnya malu dengan perbuatannya. Ia merantau sampai ke tempat yang sekarang. Namun adapula yang menyebutkan kalau dia adalah anak seorang pengusaha yang bangkrut, karena tidak tahan hidup sengsara, diapun mencoba merayu om-om berduit namun akhirnya dicampakkan. Wanita itu terus saja menggurat kayunya, ia tersenyum-senyum. Tertulis nama seorang anak laki-laki, Wendi, wanita itu mengaku itu nama anaknya. Walau perutnya keroncongan ia tetap saja melanjutkan pekerjaannya. Rumahnya berada di ujung desa, di pinggir hutan. Dindingnya dari anyaman bambu dan atapnya dari daun rumbia. Tidak ada apa-apa di dalam rumah itu. Hanya terdapat kasur, bantal, dan seset alat makan. Tidak ada panci, wajau ataupun kompor untuk memasak. Karena wanita itu mendapatkan belas kasihan dari warga sekitar, mereka memberikannya makanan secara bergantian. Kalau sehari tidak diberi, wanita itu akan menangis meraung-raung sangat keras. Dia beralasan kalau anaknya akan kelaparan kalau dia tak memberinya makan. Warga kampung kesal karena wanita itu menjadi beban di kampung mereka. Tapi mereka tak tega mengusirnya, siapalah yang akan menyelamatkan wanita ini kalau dia diusir? Kemanakah dia akan tinggal? Palingan dia akan berjalan-jalan dan tidur di jalanan dan lebih banyak mengganggu orang lain. Karena itulah mereka tak mengusirnya.
_To be continued_
Gunung Megang, 5 Desember 2017
Comments
Post a Comment