A Hugs in City Park
Di tengah malam yang pekat, tidak ada bintang satupun yang bersinar. Seorang gadis ayu sedang menangis tersedu di sudut taman kota. Ia sendirian. Menangis. Dengan dandanan yang telah hancur dan mata yang bengkak. Serena melarikan diri dari makan malam keluarganya yang mempertemukan dua keluarga.
Awalnya serena menyangka ini hanyalah makan malam biasa, untuk mempererat silaturahmi. Tetapi saat ayahnya berbicara dengan sahabatnya untuk melangsungkan perjodohan antar dua keluarga, Serena langsung berteriak menyuarakan ketidaksetujuannya dan pergi berlari begitu saja.
Bukan, ia bukannya ingin mengecewakan ayahnya, bukan pula karena Serena sudah punya orang lain yang dipilihnya untuk mendampingi hidupnya kelak. Bukan, tapi masalahnya adalah orang yang dijodohkan dengannya tersebut. Lelaki itu, lelaki yang akan dijodohkan dengannya adalah lelaki yang sangat dibencinya.
Jauh dulu di zaman mereka masih putih abu-abu, Serena adalah anak baru di sana, ia dulu tidak secantik sekarang, penampilannya sangatlah cupu yang membuat orang merendahkan dirinya, dan lelaki itu, Adryan dengan gengnya selalu mengusik ketenangan Serena yang asyik membaca buku di taman sekolahnya.
Masih teringat ia saat Adryan menghinanya.
"Hey cupu, baca apa sih?" Adryan langsung merebut buku Serena. "oh, cinderella? Lo pikir cinderella masih ada di zaman sekarang, cinderalla itu udah mati? Ga kan ada pangeran yang bakalan nolong lo!! Jangan ngimpi deh, dasar cupu." Tak hanya menghina Serena, Adryan bahkan merobek buku Serena dan mengambil kaca matanya. Teringat Serena bagaimana tersiksanya ia saat itu. Ia memohon dengan hati terinjak-injak. "Jangan diambil, please." Tapi Adryan tak menghiraukannya, malahan tambah membentaknya.
"Enak aja lo, emang lo siapa berani-beraninya merintah gue." Serena kesakitan karena Adryan menarik rambutnya.
Tanpa belas kasihan Adryan mematahkan kaca matanya dan berlalu pergi meninggalkan Serena rapuh yang menangis.
Serena mencoba menghapus air matanya. Melupakan kenangan dulu, Adryan begitu kejam padanya, tanpa alasan. Adryan, orang yang dulu ia kagumi karena ketenaran dan ketampanannya di sekolah telah membuat hatinya hancur. Serena memang bodoh, sudah dihina dan ditendang seperti itu pun ia masih menaruh hati pada Adryan. Ya, Serena mencintai Adryan at the first sight, mata Adryan yang tajam menghipnotisnya, membuat ia bertekuk lutut pada pemuda kejam itu.
Dan kenapa saat Serena telah hampir melupakan Adryan, Adryan datang lagi dengan membawa seluruh keluarganya untuk melamar dirinya. Ia bingung, kalut. Tapi disisi lain ia bahagia. Adryan yang ia cintai telah berbalik melihatnya. Tapi ia penasaran, bagaimana mungkin Adryannya yang dulu begitu membencinya langsung berballik begitu saja? Sebenarnya apa maksud Adryan melakukan semua ini??
Ia menangis, terus menangis hingga tak sadar ada seseorang yang memeluknya dari belakang, Adryan. Adryan lalu membalikkan tubuh Serena menghadapnya. Serena terkejut, sangat. Adryan yang ini sungguh berbeda. Adyan yang ini menghapus air matanya. Mata tajam itu menghipnotisnya lagi.
Adryan trenyuh menyaksikan perempuan yang ada di dekapannya, perempuan yang ia kasihi menangis karena dirinya.
"Apa maksudnya ini Adryan? Kenapa kau melamarku? Ada apa sebenarnya?" perempuan itu menangis terisak sambil memukul-mukul dada Adryan. "Maafkan aku sayang, maaf karena aku telah menyakitimu selama ini. Dulu kelakuanku padamu sangat kejam, aku menyesal Serena. Aku menyangkal rasa cintaku padamu. Hatiku telah tertutup oleh kesombongan, sehingga tak menyadari rasa ini. Maafkan aku sayang, dulu aku begitu arogan. Aku tak tahu apakah masih ada maaf untukku mengingat perlakuanku yang sangat kejam dulu padamu."
Serena butuh waktu lama untuk mencerna perkataan Adryan. Jadi.. Jadi selama ini cintanya tak bertepuk sebelah tangan?? Oh Tuhan, sungguh indah kejutanmu. Serena menyentuh pipi Adryan. "A.. Apakah i.. ni nyata, Adryan??" tergagap ia mengatakannya. "Tentu saja, I love you now and forever. So, will you marry me, Serena. Menghabiskan seluruh hidupmu denganku selamanya??" Mata Serena berkaca-kaca, ia sangat terharu, Adryannya, Adryannya yang membencinya ternyata mencintainya.
Dan sekarang Adryan teengah berlutut dengan kotak beludru hitam berisi cincin di tangannya.
Inilah impiannya, sekarang apa lagi yang ia runggu saat pangeran melamar sang puteri. Dengan spontan ia menjawab dengan tangis masih terisak. "Tentu saja, aku mau Adryan, aku juga mencintaimu" Serena langsung berhambur ke pelukan Adryan, memeluk pria yang sangat dicintainya tersebut dengan sepenuh hati. Adryan pun membalas pelukannya. "Terima kasih sayang, aku berjanji akan selalu membahagiakanmu, selamanya." "Aku yakin itu, sekarang pun aku sangat bahagia. Terimakasih juga Adryan, kau telah memilihku menjadi pendampingmu. Terima kasih, sayang." "Sama-sama, dan percayalah takkan ada yang bisa memisahkan cinta suci kita, walau maut sekalipun."
Adryan tersenyum, memejamkan mata. Tuhan sungguh baik masih memberinye kesempatan untuk memeluk dan memiliki belahan hatinya. Cinta yang selama ini tak disadarinya perlahan mulai bertumbuh di hatinya. Malam semakin merebak. Dua sejoli itu pun beranjak pulang diiringi senyuman sang bulan dan bintang yang malu-malu terbit karena terhalang sang awan kabut.
Comments
Post a Comment